Jakarta - Album keempat Linkin Park 'A Thousand Suns' menyajikan terobosan baru. Mereka tidak lagi bermusik seperti dulu. Linkin Park punya semangat baru.
Suara saut-sautan Chester Bennington dan Mike Shinoda tidak lagi terdengar dominan dalam setiap lagu Linkin Park. Mereka kini menempatkan dua karakter yang saling melengkapi tersebut dengan lebih tepat.
Di album 'A Thousand Suns', Linkin Park seperti menempatkan alam semesta sebagai tema besar. Mereka bahkan bicara soal hari kiamat.
Di track 'The Radiance' yang berdurasi 0.57 menit mereka memasukkan quote dari J Robert Oppenheimer tentang tubrukan tata surya. "If the radiance of a thousand suns were to burst at once into the sky, that would be like the splendor of the mighty one".
'The Catalyst' yang jadi single andalan dominan dalam balutan techno upbeat namun tetap nge-rock. Tipe lagu yang catchy seperti ini jelas langsung melekat di kuping pecinta musik Indonesia. Sedikit menyerempet jenis-jenis house music ala Pantura namun Linkin Park menempatkannya dengan lebih elegan.
Sementara single keduanya, 'Waiting for the End' dipenuhi suara perkusi dan programmer. Lagu ini lebih singable dan sederhana dari lainnya.
Namun jangan lewatkan juga track 'When They Come for Me' yang unik. 'Blackout' terdengar lebih garang dari track lainnya. Sementara 'The Messenger' yang berbalut gitar akustik cocok untuk menemani bergalau ria.
Secara keseluruhan, Linkin Park memang jauh terdengar berbeda dari album juga hits-hits mereka sebelumnya. Mungkin ini memang babak baru Linkin Park dalam bermusik.
Tracklist album 'A Thousand Suns' Linkin Park:
- The Requiem
- The Radiance
- Burning in the Skies
- Empty Spaces
- When They Come for Me
- Robot Boy
- Jornada del Muerto
- Waiting for the End
- Blackout
- Wretches and Kings
- Wisdom, Justice, and Love
- Iridescent
- Fallout
- The Catalyst
- The Messenger
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar anda membangun blog ini...