Panitia, lanjut Budi, meminta pengisi acara menampilkan sesuatu yang unik, tren dan bisa membawa suasana kebersamaan, nasionalisme dan juga refleksi sebagai pijakan langkah ke depan.
"Kami menyambut baik ketika ditawari membawakan lagu karya Netral tersebut serta lagu Lampung Waykanan 'Semenguk Baradatu' dengan musik campursari yang identik dengan Jawa," kata dia.
Musisi lain dari Banjit, Wayan Ekayana mengatakan senada dengan Budi, jika dirinya juga diminta membawakan lagu karya D'masiv Jangan Menyerah dalam empat bahasa, yakni Indonesia, Bali, Lampung dan Jawa dalam iringan gamelan Bali. "Lagu tersebut dinilai memiliki pesan kuat dalam menjalani hidup serta bisa menjadi refleksi," terang dia.
Jadi, kata dia menambahkan, diharapkan lagu tersebut nantinya mengimbangi kegiatan menyambut tahun baru yang biasanya cenderung senang-senang saja. Pengamat budaya, Gino Vanolie mengatakan hal tersebut menarik dari sisi penghormatan selain sebagai upaya menjaga rangkaian kebudayaan yang ada di Indonesia.
"Orang Lampung Waykanan sendiri saat ini banyak yang memilih berbicara dengan bahasa Jawa, jadi jika bahasa Lampung tidak dijaga dan dilestarikan, lambat laun sudah pasti akan hilang," ujarnya. Karena itu, kata Gino yang juga Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Waykanan, sangat perlu masyarakat Jawa, Bali, Padang, Batak atau Semendo yang ada di Waykanan mengenal bahasa daerah ini.
Ketua Panitia Pentas Akhir Tahun 2010, Ferry Yanto mengatakan acara tersebut diperkirakan akan dihadiri sekitar 3.000 orang. "Kami mempunyai arah untuk pembangunan SDM lewat pentas nanti, jadi kami seting supaya tidak sekedar hura-hura," tegasnya.
Adapun acara Pentas Akhir Tahun 2010 itu, kata dia menjelaskan, akan berlangsung di Islamic Center Waykanan mulai pukul 09.00 WIB sampai dengan 00.00 WIB dan diisi oleh berbagai pentas seni, seperti reog, modern dance, band.
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar anda membangun blog ini...